Diorama Konferensi Asia Afrika
Sumber Fhoto :
https://www.flickr.com/photos/yudhaspiza/7386115952/
Hajat gelaran Konfrensi Asia Afrika hari ini,
minggu, 19-24 April 2015 mulai digelar. KAA yang diperkirakan akan
menghasbiskan sekitar 200 milyar ini, katanya sih mengusung tema kerja sama
promosi perdamaian dan kesejahteraan dunia. Juga akan diperingati 10 tahun
kerja sama strategis negara-negara Asia dan Afrika, New Asia-Africa Partnership
Strategic (NAPS). Pertanyaan mendasar, Lalu apa manfaatnya untuk kita ?
Meskipun kini sebagian besar negara peserta
Konferensi Asia Afrika sudah merdeka dari jajahan kolonialisme, namun masih
banyak yang belum terlepas dari kemiskinan, inilah katanya alasan diadakannya
kembali KAA di Jakarta dan Bandung pada April 2015 saat ini.
Pemerintah Indonesia melalui dukungan negara-negara
lainnya akan berusaha mendorong dan memajukan kerja sama selatan-selatan, yang
memberikan hasil konkret dan kontribusi nyata untuk kesejahteraan negara di
Asia Afrika dan juga akan merevitalisasi kemitraan strategis lainnya. Seperti
diketahui, 75 persen penduduk dunia ada di Asia-Afrika. GDP di Asia-Afrika juga
mencapai US$21 triliun. Sebanyak satu miliar warganya berasal dari kelas
menengah, berarti ada peluang pasar yang besar. Selain masalah ekonomi, KAA
juga akan mengangkat sejumlah topik, seperti solidaritas dalam politik,
pembangunan, dan hubungan sosial budaya antar-negara Asia dan Afrika.
Wapres Jusuf Kalla menyatakan bahwa KAA sebagai
pembelajaran bagi para generasi muda, dimana dulu sudah ada pemimpin seperti
Bung Karno yang mempunyai visi yang sangat besar. Mendahului visi-visi dari negara
lain. Pembelajaran tersebut adalah akan menyampaikan kepada dunia untuk
mewujudkan keadilan dan kemajuan secara bersama-sama. Hal tersebut tercipta
melalui konsep dasa sila Bandung.
Yang paling utama, Dasasila Bandung mengandung cikal
bakal dekolonisasi di Asia Afrika. Saat ini dekolonisasi tidak ada, tetapi
terjadi konflik antar kita di kawasan Asia Afrika. Intinya adalah perdamaian
akan terjadi kalau ada kesamaan (equality). dan kalau tidak ada kemajuan, tidak
akan ada perdamaian.
Momen KAA juga harus dimanfaatkan untuk menjalin
kerja sama perdagangan antar negara-negara di Asia Afrika. Menteri Perdagangan
Rahmat Gobel menyatakan kita bisa mengejar target kenaikan ekspor 300% dengan
cara meningkatkan ekspor ke negara-negara Asia Timur. Mencari Pasar baru di
negara-negara Asia dan Afrika. Menurutnya, Total Perdagangan Asia memiliki
kontribusi 42,6% dari total perdagangan dunia. Indonesia perlu memperkuat
diplomais ekonomi agar mampu menjadi motor para negara berkembang dannegara
belum berlkembang untuk menyaingi pengaruh dari negara-negara maju.
Bagi kita sebagai masyarakat biasa, semoga saja KAA
ini memberikan dampak signifikan, bagi kemajuan, perbaikan, dan perkembangan
serta pemerataan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukan sekedar menjalankan
politik mercusuar sebagaimana yang terjadi sebelumnya.
Cuma satu hal saja yang menjadi pertanyaan kita,
mampukah KAA membuat sikap yang sikap melawan kolonialisme Amerika Serikat dan
Uni Soviet serta negara imperialis lainnya ? sepertinya akan sangat
terbata-bata. Namun, semoga saja ada keajaiban, semoga KAA Sukses....!
No comments:
Post a Comment